APA YANG KAU
CARI, DUHAI UMI…..
Seabrek
rutinitas yang menggunung, seakan tanpa ujung. Melelahkan raga, melalaikan
jiwa.
‘Astaghfirullah
hal adzim, Ya Allah, tuntunlah hamba yang futur ini dengan cahayamu’ . Agar
setiap kaki yang melangkah menjadi amal ibadah.
Pengalaman
menjadi seorang ibu memang luar biasa,
terlebih apabila ada tanggung jawab lain di luar sana yang lebih menyita waktu
dan tenaga. Harus pintar-pintar dalam menyusun prioritas agar bisa membagi
waktu supaya bisa seimbang. Agar kita bisa memenuhi
kewajiban, ya kewajiban sebagai seorang hamba kepada Khalik, kewajiban sebagai seorang
istri sekaligus ibu dalam keluarga, dan kewajiban kita terhadap amanah dakwah.
Namun,
waktu 24 jam yang dilalui dirasa tidak cukup untuk menyelesaiakan planning yang telah tersusun, sehingga
kerap terjadi penundaan terhadap tugas-tugas tertentu meskipun sudah
kerja lembur. Walhasil,
kelelahan dan keletihan sering menghampiri. Sebagai
pengajar yang harus stay
di sekolah selama delapan jam, dari jam tujuh pagi sampai jam dua siang, sesampai
di rumah di sambut dengan berbagai tugas rumah tangga. Tumpukan baju kotor,
setrikaan yang menggunung, memasak, membersihkan rumah dan seabrek kerjaan lainya belum lagi si kecil yang masih
sembilan bulan yang sangat butuh belaian dan kasih sayang dari ibu kandungnya.
Namun,
mengajar adalah sebuah pilihan. Ah, terkadang hati ini masih berderak,
merangkak, dan mencari-cari alasan mengapa memutuskan untuk menjadi guru. Awalnya mungkin agar tidak menjadi contoh buruk atau pun frame negative bagi masyarakat sekitar,
biar tidak ada cletukan orang “ngapain sekolah sampai
tinggi, toh lulusan
sarjana tidak berbeda dengan yang tidak bersekolah”.
Namun aku sadar niat itu salah, karna dengan niat seperti
itu, lantas, apa yang aku dapatkan? Pujian dari masyarakatkah? Ah, betapa
rendahnya diri ini. Ya Allah, semoga setiap kaki yang melangkah, jantung yang
berdetak, dan setiap kelelahan-kelelahan yang menghampiri semoga bernilai
ibadah dihadapanMu.
Ya
Allah, berikanlah kekuatan, keteguhan, dan keistiqomahan kepada hamba untuk terus melangkah di jalanMu.
...karena kita adalah
ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah...
Ganbatte Umi,
Dieng, July 2014