Tampilkan postingan dengan label cerpen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cerpen. Tampilkan semua postingan

Selasa, 16 Agustus 2011

??????????TANYAKU pada TUHAN??????????


Bagian 1.

Tinggi badanya tidak jauh berbeda dari tinggi badanku, badanya tidak terlalu kurus dan tidak terlalu gemuk, proporsional. Tapi, jika dilihat dari atas ke bawah ada sesuatu yang ganjil. Sepertinya, ukuran kepalanya terlalu besar. Astaghfirullahaladzim, apa yang Aku pikirkan.

Sabtu, 25 September 2010

cerpen-KETIKA WAKTU DICUKUPKAN

Mengenang---My Beloved grandma---
KETIKA WAKTU DICUKUPKAN
19. 57 malam…
Q terpaku mendengar suara mobileku berdering…
Siapa yang menelponku? Tidak biasanya … yang aku tau tidak ada yang pernah menelponku meski hanya sekedar menanyakan kabar, meski aku masih mempunyai keluarga … Bukan berarti mereka tidak peduli padaku tapi karena tidak ada alat komunikasi. Mengherankan bukan? Bukan karena keluargaku hidup di ruang dan waktu yang berbeda dengan zaman yang serba teknologi seperti saat ini, tapi karena kampung halamanku yang tidak bisa dijangkau dengan apa yang namanya alat komunikasi yang disebut telepon. Pelosok sekali bukan? dan orang tuaku? Mereka tidak punya cukup waktu untuk menjangkau kantor pos terdekat untuk sekedar mengirim surat, ah… aku rasa itu hanya alasan. Lebih tepatnya, mungkin karena mereka merasa bahwa kau mandiri dan dewasa, atau mereka sudah cukup pusing dan sibuk dengan kegiatan mencari uang untuk menyambung hidup. Ah sudahlah … tidak perlu panjang lebar, tentang bagaimana aku bisakuliah, hidup di tempat yang jauh dari orang tua bukan hal yang ingin aku ceritakan sekarang.
“Assalamu’alaikum, nduk… ojo kaget… maaf keluarga baru ngasih tau, pakde Amar juga baru tau kalau eyang putri sakit dari pekan kemarin, diberitahu bapakmu kemarin siang. Sekarang kondisi eyang putri kritis…,hari ini pulang ya… pakde yang mau njemput”
“kritis?!!!” aku kaget mendengar berita itu…
Benarkah? Sudah sebegitu parahkah?...
“kosnya dimana to nduk?”
Terdengar lucu memang, tidak ada satu pun keluargaku yang mengetahui alamat kosku, karena aku yang mengurus segala keperluan kuliah seorang diri, meski aku punya pakde Amar yang cukup berada, berpendidikan dan mungkin bisa mengantarku untuk mengurus keperluan kuliah. Aku memilih untuk berangkat sendiri, “Selagi bisa dilakuan sendiri, aku akan melakukanya seorang diri” mungkin ini sudah menjadi motto hidupku, karena dari dulu aku selalu memutuskan segala sesuatu sendiri dan mengurus segala sesuatu seorang diri.
“Kose.. @#^%$^7%@#8!@456^%#.... “ jawabku tidak jelas
“Nggih…”
“Nggih …”
“Nggih …”
Hanya jawaban itu yang bisa aku ucapkan…
Aku masih belum bisa mencerna apa yang baru saja terjadi… Apakah ajalnya sudah dekat, astaghfirullahaladzim… aku mencoba menjauhkan pikiran-pikiran buruk itu. Aku hanya terdiam, berdiri terpaku. Takut…rasa takut selalu menghantuiku… dadaku sesak…menahan tetesan air mata, menahan tangisku yang mau pecah… Aku berharap ini hanya sebuah mimpi… dan ketika aku bangun besok… semuanya tinggal kenangan yang tak perlu aku simpan,
19.57 malam. Sekitar 3 jam lagi mungkin aku akan pulang. Aku akan mencium tanganya, memeluknya erat, menemaninya dan mendo’akan kesembuhanya. Ya Allah, aku sama sekali tidak tenang, pikiranku kacau, aku takut hal buruk akan terjadi… airmata menetes tak tertahan dari pelupuk mataku, aku tidak tau apa yang aku tangisi, karena aku memang tidak tau dengan pasti apa yang sedang terjadi. Tapi, aku harus berpikir secara realisitis… aku harus menyelesaikan semua urusanku disini terlebih dahulu sebelum aku pulang… mungkin aku punya sekitar 3 jam sebelum aku pulang. Pertama, aku harus membereskan barang-barangku, kedua cucianku yang menumpuk, dan tentu saja ketiga aku akan menghabiskan waktu untuk shalat dan berdoa memohon akan kesembuhanya…dan tentunya harapan agar aku masih punya kesempatan untuk menemuinya…
Waktu seakan berjalan sangat lambat. Aku lelah dan sangat lelah. Ingin aku memejamkan mata barang sejenak, tapi aku takut, takut kalau aku tidak akan bangun ketika mobil jemputan sudah dating.
22.12 malam, aku sangat lelah dan akhirnya tanpa disadari mata ini pun terlelap.
00.06 pagi. Aku terkejut mendengar bunyi ringtone handphoneku, sejurus aku langsung menemui mobil jemputan yang sudah terparkir dihalaman kos depan. Sepi, dingin, gelap. Tidak ada satu patah kata pun yang aku lontarkan, “Pulang sekarang ya” tukas pak de Amar.
00.20 pagi, kami menembus di tengah-tengah kota yang mati, sepi hanya hembusan angin yang berbicara ditemani satu dua bintang menggantung di langit dan lampu-lampu jalanan yang berlarian menyinari kami… tidak ada kata-kata yang terucap antara aku, pak de Amar, dan tiga orang yang duduk di mobil bagian belakang yang tidak aku kenal, banyak pertanyaan yang muncul dikepalaku, kenapa yang menjemputku keluarga jauh? Dimana gerangan orang tuaku??? Ah… ingin rasanya aku memejamkan mata dan berharap bahwa aku sedang bermimpi, menghindar dari kemungkina-kemungkinan yang terjadi… tapi, mata ini tidak bisa terpejam,
Angin malam semakin menusuk ronga-ronga tulang, aku mencoba bertahan ditengah dinginya malam, Mobil terus melaju dengan kencang dan sangat kencang… tubuhku berontak menahan gerak mobil yang tiba-tiba menikung secara mendadak, kemudian menurun dan tiba-tiba berbelok menanjak, membuat isi perut ini mau keluar. Dari kota mati mobil terus melaju melewati tempat-tempat tak berpenghuni, tempat yang baru pertama aku lewati, tidak ada rumah satu pun hanya pepohonan yang membisu berdiri angkuh, melewati jalan yang berbatu, sempit dan gelap tanpa penerangan, sesekali mobil mengumpulkan tenaga dengan melaju terbata-bata melewati jalan yang terjal. “Ataghfirullahaladzim…” Aku beristighfar berkali-kali dalam hati dan hanya itu yang aku lakukan selama pejalanan.
02.35 pagi, mobil kami menurun tajam…. Dari kejauhan aku menyaksikan cahaya-cahaya kecil di lereng bukit… akhirnya kami sampai ke perkampungan, tapi perjalanan belum selesai. Masih butuh sekitar setengah jam lagi untuk menjangkau rumahku. Subahanallah, aku berucap dalam hati. “cepat sekali” pikirku. Hanya sekitar 3 jam untuk mencapai rumah, padahal biasanya memerlukan waktu sekitar 9 jam jika menggunakan angkutan umum yang biasanya aku naiki. Kronologisnya seperti ini, pertama naik 2 angkutan kota yang berbeda, kemudian naik bis besar, setelah perjalan sekitar 2 jam turun untuk ganti bis lagi kemudian turun lagi untuk ganti bis yang keduakalinya, kemudian naik 2 angkutan desa yang berbeda, dan harus turun untuk ganti bis lagi dua kali. Tidak berhenti sampai disitu, masih ditambah dengan jalan kaki melewati jalan yang berbatu atau kalau beruntung biasanya ada tumpangan mobil bak yang menawarkan social training dengan sesama makhluk hidup lain seperti ayam, sayuran, bahkan kambing.
02.55 pagi, tidak sampai 5 menit lagi aku akan melihat eyang putri, aku merasa sangat lega sekali… “nduk …” suara pakde memecah kebisuan. “Segala sesuatu sudah ditentukan sama yang di atas, Allah tidak akan menambah atau mengurangi umur manusia meski semenit, ya to nduk? apa pun yang terjadi, ikhlaskan semua pada Allah, karena semuanya akan kembali pada-Nya, ngerti nduk?! Ikhlaskan…” aku hanya mengangguk, suaraku tercekat. Aku merasa seperti sedang bermimpi, namun mimpi ini terlalu nyata. Aku semakin merasa dinginya malam, sangat dan sangat dingin, tubuhku seakan membeku, aku ingin mobil ini beerhenti, aku ingin waktu ini berhenti… aku tidak ingin pulang ke rumah sekarang, tidak … aku takut…..
***
Air mataku perlahan mengalir dari pelupuk mataku. ”Ciiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiittttttttttttttt…” mobil seketika berhenti 5 meter dari rumah eyang putri yang terletak persis disamping rumahku. “Ingat pesen pakde nduk, apa pun yang terjadi jangan kaget, ikhlaskan pada Allah” pakde mengulangi kata-katanya. “nggih…” jawabku lirih.
Aku membuka paksa pintu mobil. Angin malam benar-benar menghempas ke seluruh kujur tubuhku. Aku berlari menuju rumah, tiba-tiba “duggg”, seperti ada seseorang menghajarku, sesaat aku terpaku, samar-samar aku mendengar isak tangis itu lagi, 15 tahun yang lalu. Aku melihat pemandangan yang sama, bunga mawar dan melati bertaburan dipelataran rumah, dipan kayu dan ember-ember besar itu lagi…. dipan kayu dan ember-ember besar yang sama seperti yang aku lihat 15 tahun yang lalu, ketika aku mendengar suara tangisan yang pecah dari semua orang yang aku temui. Tangisan yang membuatku menangis, meski aku tidak tahu mengapa aku menangis, aku hanya mengikuti orang-orang sekeliling, yang terisak-isak mengelilingi eyang putri yang sedang tertidur pulas. Aku memberontak, aku tidak akan ke rumah eyang putri! Aku melangkahkan kakiku ke rumah. Pintu rumah terbuka, dan tak ada satu orang pun disana, dimana orang tuaku? aku terpaku memandangi pintu yang terletak 10 meter persis di depan rumahku. Aku mencoba memberanikan diri untuk melangkahkan kaki. Jantungku berdetak semakin kencang, dan sepi. Rumah eyang putri sepi. Perlahan aku memasuki ruangan belakang. “eyang putri???” suaraku lirih. Aku membuka kamar eyang putrid, dan “kosong? dimana orang-orang???”.
“Belum lihat eyang putri?” Tanya bu lek Rosida, yang muncul dari ruang depan dibalut mukena putih. Wajahnya nampak lelah dan matanya merah, sepertinya baru menangis semalaman. Aku hanya mengangguk dan mengikuti bu lek Rosi berjalan menuju ruang depan.
***
Saup-sayup aku mendengar lantunan ayat suci al qur’an. Tiba-tiba tubuhku kaku dan aku tidak mendengar lantunan ayat suci al qur’an lagi, yang aku dengar hanya tangisku yang pecah. Semua orang menenangkanku, menangis dan memelukku erat “ikhlskan, ikhlaskan ya…”

***
Aku mengenal wajah itu, ia mendekatiku, dengan membawa mukena dan mushaf ditanganya. Raut wajahnya tidak berubah, setelah hampir setengah tahun ini tidak berubah, matanya lembab, “ambil wudhu, shalat, dan baca al qur’an” ucapnya parau. Ibu …

Ahad, 7th of March 2010





.

coretan-Salam Dahsyat Luar Biasa!!!

Bismilaahirahmanirahiim…
Salam Dahsyat Luar Biasa!!!

Aku pin tengkorak putih kecil, bertenger di bagian depan tas hitam itu. Tas hitam yang selalu bersamaku. Dimana ada Aku disitulah tas hitam itu, dan pemiliknya tentunya. Seorang gadis cukup pendiam, ah bukan, bukan pendiam, lebih tepatnya males untuk ngomong. Baik di kelas, seminar, workshop, training atau acara apa pun yang memungkinkan kesempatan untuk berbicara. Dia selalu diam. Seperti halnya hari ini, sebenarnya aku cukup marah padanya hari ini, sama sekali tidak punya keberanian atau...malez????Hey majikanku...Aku mengamatimu seharian penuh loh! Tapi tetep saja sama kaya hari-hari kemaren. Where is your bravely girl? Show to others what in your mind is!!!Rise your hand as quickly as you can do…never wait so long a time to take a decision!!! Get The Picture Hah!! Berani donk, ambil sikap ngomong di depan umum, masa masih malu-malu? Narsis dikit napa? Debater masa kaya gitu... mau ngomong kalau ada tuntutan untuk ngomong, gimana bisa menunjukan eksisteni diri kalau kerjaanya cuman diem melulu, gimanan mau jadi orang yang bermanfaat kalau berinteraksi sama orang laen saja malezzz....!!!! Aneh sekali, bukankah dulunya seorang debater? Majikan best speaker bukan? bukankah majikan juara speech contest? Tapi kenapa jarang sekali ngomong, apakah prestasi yang dicapainya dulu hanya tuntutan dari orang sekitar. Wah kasihan juga majikanku yan, bener-bener orang yang tidak bisa melihat peluang. Padahal aku tahu pasti banyak sekali yang ada di otaknya, keberanian untuk berpendapat, berinovasi, berkarya, berunjuk gigi kelihatanya sudah menjadi musuhnya. Apakah benar dia tidak punya keberaniain, atau malez untuk sekedar memberi komentar-pendapat bertanya dalam suatu acara. Fuh, let me think ...mungkin, dua-duanya atau yang lebih dominan opsi kedua???hmmm cukup masuk akal kalau Aku memilih opsi yang kedua, melihat sikapnya selama ini sebenarnya masih kesulitan untuk mau terbuka dengan orang lain. Yah... jarang sekali dia mau cas cis cus didepan umum, meski hanya sekedar menceritakan hari ini dia telah makan pagi. So that is way, Aku lebih sering memperhatikan jemarinya menggerakan huruf-huruf yang sebenarnya Aku tidak mengerti. Tapi, Aku memahami majikanku. Dia bermaksud untuk mengalirkan ceritanya lewat ujung penanya....Aku rasa hari ini, majikan punya cerita yang menarik.

”Hai...Apa kabar pin tengkorak putih kecil, Aku tahu hari ini kau marah...karena Aku masih tetap diam.... Eitsssss, yakinlah bahwa sekarang perubahan itu menghampiriku. Aku bersumpah!!! Kau yang jadi saksi spesial Ok!!! Aku akan lebih berani, dari hal yang sangat kecil...berani berbicara di depan umum, ah bukan itu... Aku rasa yang benar adalah ”ada kemauan” untuk berbicara, berpendapat, berkontribusi, mencerahkan orang lain, cie....tinggi banget sih bahasanya. Whatever-lah. Yang jelas Aku akan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahanku hari in. Amien. Sudahlah...Aku tidak mau bercerita banyak tentang kesalahan yang sudah terjadi, kau mau tahu kisah hebatku hari in?
Hari ini adalah hari 7 mei 2009 yang sangat luar biasa dalam hidupku, dan aku harap esok hari adalah hari yang lebih dan lebih luar biasa lagi..Amien...”
”Tahukah kau kenapa? Aku mendapatkan banyak sekali pemikiran hebat hari ini”
”Lewat orang-orang hebat tentunya, yang membuatku termotivasi dan membuatku BERPIKIR. Kau menyaksikanya seharian bersamaku bukan? Apa kau mengerti apa yang mereka katakan? Ah... pin tengkorak putih kecilku, rasanya lebih baik kalau kau mendengarkan ceritaku. Tadi kau lihat film bukan? Tentang anak kecil itu yang terus mewarnai kertas gambarnya dengan warna hitam dan hitam, trus menerus, hanya sesekali warna putih tersisa dalam lembaran kertas-kertas itu. Kau lihat ekspresi orang-orang itu kan? Mata mereka yang terbelalak melihat puluhan kertas hitam itu berserakan dilantai, jidat mereka yang berkerut memperhatikan tingkah anak kecil itu yang terus melukis warna hitam, wajah mereka yang kebingungan, cemas dan takut, bertanya-tanya apakah ada setan yang merasuki anak itu? Atau dia punya kelainan jiwa? Ah...dia terobsesi pada dunia hitam...apa pun bentuk perasangka itu, semuanya negatif, menankutkan bukan? NGERI lihatnya. Kau mau tahu pin tengkorak putih kecilku? Ternyata dua kata jawabanya dari anak kecil itu, dia ”cerdas dan kreatif” dia hanya ingin menggambar ikan paus, yang ukuranya besaaaaar seperti yang dia lihat di laut dan bewarna hitam keabu-abuan, dia melakukanya dengan cara yang berbeda. Tidak cukup hanya dengan satu lembar kertas gambar tapi berlembar-lembar untuk menciptakan ikan paus yang besar itu...dan dia terus dan terus mewarnai kertas itu...Kapan pun, sungguh kegigihan yang patut di contoh. Pin tengkorak putih kecil, kau lihat ekspresi mereka bukan? Peserta training kepenulisan itu tersenyum simpul dan geli melihat kejadian itu. Aku yakin apa yang mereka pikirkan sama seperti Aku, prasangka jelek terhadap anak kecil itu... ya kan? Kau juga berpikir seperti itukah? Ternyata kita terlalu cepat mengambil sebuah keputusan tanpa menganalisisnya dengan seksama dan dengan sudut pandang yang berbeda. Dan disinilah Aku menemukan diriku sendiri, Aku MENERTAWAKAN diriku sendiri, Hoiiiiiiiiiii.....pin tengkorak putih kecil, tadi kau ikut tertawa bersamaku apa tidak? Masih ingatkah ketika Mr. Ali menawarkan syarat bagi calon resentator-reentator buku GELORA KERINDUAN DALAM PERJAMUAN CINTA itu, dengan lantang beliau berkata ” Siapa yang mau bikin resensi malam ini juga???” Kau tau apa yang pertama kali muncul di otakku? statement negatif, sebuah pertanyaan balikan yang menunjukan ketidakmampuan diri. ”Gimana mau bikin resensi, orang baca bukunya aja belon”, sebuah statement yang SANGAT BAGUS ya? ”Kenapa sih langsung berpikiran negatif, pertanyaanya kan cuman Siapa yang mau bikin resensi malam ini juga??? Ga ditentuin bukunya to? Ga harus meresensi buku GELORA KERINDUAN DALAM PERJAMUAN CINTA itu to? Wah, ternyata Aku tadi bodoh juga ya, Okelah kalau memang yang dimaksud beliau memang meresensi buku itu, So What ? Katakan saja SAYA BISA!!! Bukankah itu lebih baik, meskipun kelihatanya konyol, tapi... bukankah orang-orang kreatif selalu melihat sesuatu dengan cara yang berbeda? right? pin tengkorak putih kecil kau dapat mengambil kesimpulan? Ah..sudahlah lupakan saja...yang jelas sekali lagi Aku katakan ”SALAM PERUBAHAN”

Semarang, 7th of may 2009

Sabtu, 28 Agustus 2010

THE MUSING

1st.Ditolak penerbit.cerpenaneh.
THE MUSING
It was a hot afternoon, the sun was shining brightly. At the corner of Wonosobo, The singkir senior High School was still busy. Yet, it was quite silence as all of the students was listening to the lesson taught teacher, exclusion a girl who was pretend as listen to it. Indeed her mind was going away... fly to the sky...
“What do tou think my beamish girl?” her heart asked to her mind...
“I wish that I hadn’t” her mind answered.
“What do you mean?I can’t get it?”
“Is it important to tell the case with others?!!!” her mind answered and her face looked thoughtfully.
“My girl... if you don’t tell the truth, you won’t self your problems”. Her heart tried to edvised her mind
“Hey... what is your business hah?!!!” not having said thank, she was angry and her voice was getting higher.
“Be calm, sweaty... I don’t mean to involve your priblems. Yet, let me give a chane to speak more. Just a minute. OK?!!”
Her mind was quite silence, felt dissapointed of her bad behave. And she let her heart to speak more...
“well, my girl... do you see the garbage box over there? Out of the door of the class. It’s nearly full of rubbish and if you don’t through away, the garbage will fulfill those box, then it will drop and make others dirty, spread smell atmoshpere, spread deseases, and it will make you sick. Get the picture?”
“No... I don’t know what you mean...”
“Hmmm. Don’t you think of your self? Your problems seems those rubbish, get it off your chest and you will be better. Trust me, never burdened your own self”.
Her heart advise her mind with a convince face.
“Actually, I appreciate what you have done to me. Yet, I’m not accustomed to telling my problems, as I don’t know what problems actually is”. Her mind murmured.
“Well... problems is somethingg that make you uncomfort, it’s extremely bother your self, furthermore it make you dizzy. You’ll feel that you are in shambles, mental anguish. There is a difference between hope and fact. Hmmm... Or you may think of something all the time... it is may your problems”. Her heart tried to explain clearly. “Perhaps, it’s better to give you a little time. Hmm... just tell me what in your thought is”.
“Yah... I still confuse think of what you have told me... let me think”. Her mind answered. And the girl began to listen teacher explanation carefully, she stopped the debate between her mind and her heart.
One minutes, two minutes, three minutes, and the further... The girl tried to listen to her mathematics teacher who was listening about equation, a difficultnsubject matter one. “Fuh it’s bored”, the girl whispered to her friend. “My GOD... when I will fond of this subject matter... I face number, odd, even, addition, times, division. It seemm simple words, but it really make me DIZZY. The girl continued her wordss to her friend.
“Don’t bother me please... I’m listening to the teacher”, said her friend in high volume... ”Ups, sorry...”
“Dear, my heart... Do you know what I have done just now?!!! Fuh, I’m useless, even I’m invariably do wrong thing, makes other ones angry”. Her mind complained.
“Get a life Girl!!! At least you’ve been aware your mistake. And you must get your self organize. Why don’t you listen to teacher’s explanation carefully, like other ones?” Her heart asked.
“Yah... I can’t stand mathematics, this is not thee only subject matter I don’t listen to, but all of the subject matter. I never to be serious, in fact I know that this is my duty as students. I’m trapped in laziness. I can’t hold my responsibilities... and those make me failed!!!” Her mind murmured.
“Yah... As I’ve said just now, GET A LIFE. Wait a moment... you said that you’ve failed. Fail from what???!”
“Hmmm... forget it!!!”
“Don’t you want to change your life? I have told you a lot, but there is nothing effect. Do what you want!!!” Her heart became indifferent.
Then... they were quite in silence... minute by minute passed untill her mind decided to tell what had happened obviously.
“I have made a big failures and it’s caused by my self. Why I don’t try to... Oh my God, I can’t continue my words. It’s seems too bad, I’m a fool girl, I’m a stupid girl”. Her mind said in shambles intonation.
“Never blame your self!!! What’s the matter actually is?”
“ I’m not responsible, I never study, I often playtruan, and... yah as you know, I failed this semester.... I failed in this semester, I got bad result. It’s so deplorable”. Her mind nearly cried felt of her dissapoinment.
‘I only can say GET A LIFE!!!
“Yah, you are right I haven’t yet to struggle hard. And the most important thing is I know what I should do now. I WLL GET MY SELF ORGANIZE. Try to keep the responsibility... also, to share with others. PRAY for me Ok”. Her mind said with a nice smile...
“GBU my beamish girl” her heart reolied.
Then the girl woke up from her musing and tried to act what her mind and heart say didi...
GANBATE KUDASAI!!!_Wonosobo, 2005.
Semarang, 25th of November 2008, Tuesday_KITERETSU.