TIPS MENSIASATI LUPA
Saya mempunyai kesulitan mengingat sesuatu, terlebih mengingat nama orang yang baru dikenal. Perlu waktu lebih dari tiga kali bagi saya untuk benar-benar mengingat nama orang yang baru saya kenal. Bahkan dengan teman sekelas sendiri, yang pastinya sudah bertahun-tahun saya kenal pun terkadang saya lupa. Perlu waktu beberapa detik untuk benar-benar mengingat siapa nama si A, dan si B.
Mungkin saya terkesan orang yang kurang ramah, karena lebih banyak disapa daripada menyapa orang. Malu juga ketika ada yang menyapa saya tidak langsung menyapa ‘namanya’, paling hanya mengucap salam atau sekedar tersenyum. Meskipun yang menyapa adalah teman sekelas. Tidak lain dan tidak bukan karena saya berpikir keras mengingat nama orang yang baru menyapa. Dan setelah orang itu berlalu, baru saya teringat namanya.
Karena kebiasaan lupa ini saya sering meminta foto orang-orang yang baru saya kenal dan memempelnya di binder secara rapi. Tidak hanya foto, tapi identitas diri seperti nama, no hp, email, dan alamat rumah pun saya cantumkan di situ. Walhasil binder catatan pun menjadi catalog pribadi. Sesekali saya melihat-lihat foto-foto tersebut dan hasilnya sangat membantu.
Tidak hanya itu, catatan-catatan penting yang merupakan agenda harian selalu saya tulis pada note di handphone dan menjadikanya sebagai wallpaper. Saya rasa ini lebih efektif daripada mencatatnya pada buku catetan, karena pada era sekarang, handphone sudah menjadi kebutuhan siapa pun, sehingga orang akan membawanya kapan pun dan dimana pun. Jadi,”catatan” pada wallpaper handphone akan terbaca terus.
Least But not least, seperti kata pepatah ‘sekali dayuh dua pulau terlewati’, siasat lain mengatasi lupa adalah dengan berdzikir. Yapz, dengan berdzikir kita tidak hanya melaksanakan ibadah namun juga membantu untuk lebih berkonsentrasi. Those all. Semoga bermanfaat.
Etik Rahayu_ Semarang
Mungkin saya terkesan orang yang kurang ramah, karena lebih banyak disapa daripada menyapa orang. Malu juga ketika ada yang menyapa saya tidak langsung menyapa ‘namanya’, paling hanya mengucap salam atau sekedar tersenyum. Meskipun yang menyapa adalah teman sekelas. Tidak lain dan tidak bukan karena saya berpikir keras mengingat nama orang yang baru menyapa. Dan setelah orang itu berlalu, baru saya teringat namanya.
Karena kebiasaan lupa ini saya sering meminta foto orang-orang yang baru saya kenal dan memempelnya di binder secara rapi. Tidak hanya foto, tapi identitas diri seperti nama, no hp, email, dan alamat rumah pun saya cantumkan di situ. Walhasil binder catatan pun menjadi catalog pribadi. Sesekali saya melihat-lihat foto-foto tersebut dan hasilnya sangat membantu.
Tidak hanya itu, catatan-catatan penting yang merupakan agenda harian selalu saya tulis pada note di handphone dan menjadikanya sebagai wallpaper. Saya rasa ini lebih efektif daripada mencatatnya pada buku catetan, karena pada era sekarang, handphone sudah menjadi kebutuhan siapa pun, sehingga orang akan membawanya kapan pun dan dimana pun. Jadi,”catatan” pada wallpaper handphone akan terbaca terus.
Least But not least, seperti kata pepatah ‘sekali dayuh dua pulau terlewati’, siasat lain mengatasi lupa adalah dengan berdzikir. Yapz, dengan berdzikir kita tidak hanya melaksanakan ibadah namun juga membantu untuk lebih berkonsentrasi. Those all. Semoga bermanfaat.
Etik Rahayu_ Semarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar