TUJUAN WISATA INTERNASIONAL DIENG PLATEAU, WHY NOT?
Seperti memasuki dunia lain, berada disebuah negeri di atas awan, di kelilingi barisan gunung-gunung yang berdiri tegak diatas hamparan awan. Ya, “Bumi khayangan” begitu sebutan kebanyakan orang untuk Dieng sebagai penggambaran keindahan alamnya yang menawan. Hampir setiap hari daerah ini selalu diselimuti dengan kabut tebal. Secara etimologis, Dieng berati dihyang, "di" yang berarti "tempat" atau "gunung" dan "Hyang" yang bermakna (Dewa). Dengan demikian, Dieng berarti daerah pegunungan tempat para dewa dan dewi bersemayam. Dieng merupakan dataran tinggi dengan ketinggian mencapai ± 2.095m dpa, bahkan salah satu kawasanya merupakan dataran tertinggi di jawa tengah.
Hal lain yang menarik, Dataran tinggi Dieng terkadang mencapai titik beku, dan menjadi satu-satunya wilayah di Jawa yang mengalami hujan salju (mbun upas). Secara umum, fenomena itu disebut mbun upas atau kristal-kristal es yang menyelimuti rerumputan di pagi hari, sehingga kita akan merasa berada di hamparan salju.Fenoomena ini sering terjadi antara Juli-Agustus saat puncak musim kemarau yang di sebabkan adanya amplitudo antara siang dan malam di lokasi itu cukup tinggi).
Dieng merupakan kawasan tourism resort yang sangat potensial bahkan Dieng sangat potensial sebagai tujuan wisata internasional. Bisa dikatakan bahwa Dieng berpotensi sebagai wisata alam, wisata lingkungan, wisata budaya. wisata sejarah, wisata geologi. wisata iptek, Wisata Kuliner. Mengapa? Mari kita telusuri satu persatu.
Berpotensi sebagai Wisata Alam karena Dieng menawarkan berbagai pemandangan alam yang indah dan terjadi secara alami. Ada telaga warna yang sering memunculkan nuansa warna merah, hijau, biru, putih, dan lembayung dengan dikelilingi tempat persemadian di dekatnya, yakni gua jaran, gua semar, gua sumur, seperti dipisahkan oleh sebuah pulau, telaga warna ini bersebelahan dengan telaga pengilon. Nama Telaga pengilon ini sangat unik, yakni berasal dari kata ngilo atau berkaca. Maksudnya telaga yang sangat jernih sehingga seolah-olah bisa digunakan untuk berkaca. Ada juga Seperti kawah Sikidang yang posisinya selalu berpndah-pindah seperdi hewan kijang, kawah Sileri, kawah Candradimuka, Kawah Sibanteng, Kawah Sikendang, Kawah Sinila, kawah siglagah, kawah timbang, telaga balekambang, Telaga Cebon, Telaga Merdada, Telaga Pengilon, Telaga Dringo, Telaga Nila, Sumur jalatunda. Selain itu, hal lain yang menarik adalah adanya Gangsiran Aswotomo berupa sumur yang berdiameter sekitar 3 meter dengan kedalaman tidak diketahui. Konon Gangsiran tersebut tembus di salah satu gua yang terdapat di Pantai Ujungnegoro, Batang.
Sebagai peninggalan wangsa Syailendra abad VIII, Dieng berpotensi sebagai wisata sejarah. Banyak peninggalan bersejarah yang dapat ditemukan di Dieng, seperti kompleks Candi pendawa lima, Candi Dwarawati, candi parikesit, candi setyaki, candi Ontorejo, candi petruk, candi nalagareng, dll. Dimana sebagian dari candi tersebut masih dapat dilihat secara utuh, sedangkan sebagian yang lain hanya ditemukan dalam puing-puing. Puing-puing berupa patung dan benda bersejarah yang lain dapat dilihat di Museum yang terletak di atas komplek candi Pandawa Lima. Bahkan, bukanlah hal yang tidak mungkin jika Candi-candi peninggalan wangsa Syailendra tersebut berpotensi menjadi Machu Picchu (tatanan kota arkais peninggalan suku Inca di Peru yang kini menjadi satu di antara tujuh keajaiban dunia yang baru) di Indonesia.
Berpotensi sebagai Wisata Budaya, di Dieng banyak ditemukan komunitas rambut gimbal. Dimana di yakini bahwa anka yang mempunyai rambut gimbal mempunyai kekuatan mistik. Acara ruwatan pemotongan rambut gimbal menjadi tontonan budaya yang menarik karena selalu diiringi dengan berbagai kesenian tradisional yang unik. Selain itu, budaya Dieng dapat disaksikan dalam bentuk film documenter melalui Dieng Theatre yang berlokasi di bukit Telaga Warna dan dibawah lereng gunung Pangonan.
Berpotensi sebagai Wisata Kuliner karena disini ditemukan banyak sekali makan khas, seperti carica in syrup Syrup (buah carica di dalam larutan gula pekat antara 55-65%,yang di kemas dalam kemasan Glass Jar ditutup secara Hermitis). Carica merupakan salah satu tanaman papaya spesies dari Vasconcellea Cundinamarcensis yang unik sebab apabila habitat papaya ini semakin mendekati lereng gunung bagian atas, carica semakin mudah tumbuh, namun semakin ke lereng bagian bawah, carica semakin sulit tumbuh. Jadi, carica tumbuh paling subur di kawasan puncak Dieng. Makanan khas lain yang dapt ditemukan di Dieng adalah Jamur Dieng, Kacang Dieng, Purwaceng, dan tentunya aneka sayur-sayuran.
Dieng memiliki potensi panas bumi yang sangat besar, yang dapat dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) termasuk Pembangkit yang memiliki biaya operasional paling murah nmun dengan kemampuan menghasilkan energi listrik yang tidak terbatas, sehingga berbeda dengan Pembangkit Listrik yang menggunakan bahan bakar fosil yang jumlahnya sangat terbatas. Seandainya negara kita dapat memanfaatkan secara optimal penggunaan panas bumi untuk membangkitkan energi listrik sudah tentunyai krisis energy tidak akan terjadi.
Masih banyak pesona wisata Dieng yang masih perlu dikembangkan dan bahkan digali. Perlunya kerjasama pemerintah dan masyarakat sekitar merupakan kunci utama untuk meningkatkan potensi pesona wisata Dieng. Sehingga, Dieng mampu menjadi tujuan wisata internasional yangdapat meningkatkan citra Indonesia dimata Dunia.
Wacana Lokal
Wacaa_Lokal@suaramerdeka.info
Tidak ada komentar:
Posting Komentar