Senin, 02 November 2015

KATA DI JALAN CINTA


KATA DI JALAN CINTA

Satu kata cinta Bilal:
“Ahad!”

Dua kata cinta Sang Nabi:
“Selimuti aku!”

Tiga kata cinta Ummu Sulaim:
“Islammu, itulah maharku!”

Empat kata cinta Abu Bakr:
“Ya Rasulallah, saya percaya...!”

Lima kata cinta ‘Umar:
“Ya rasulallah, ijinkan kupenggal lehernya!”
(Salim A. Fillah, 2009: 5)

dan ini …
Satu kata cintaku untuk yang tercinta:
“Do’a!”
Aku meletakkan kebahagiaan pada cinta yang diterjemahkan sebagai Do’a. Bagiku bisa “mencintai” sudah membuatku bahagia, maka akau tidak akan risau ketika “tak dicintai”.
27 Desember 2011, Aku baru mengerti, ternyata dia juga mencintainya, dia mencintai sahabatku, Aku turut bahagia melihat orang yang ku cinta bahagia, tapi ingin rasanya diri ini lenyap dari hadapan mereka. Ah, belum ikhlaskah aku padanya? Seandainya aku seorang pria, aku juga akan melakukan hal yang sama, sahabatku is a perfect princess,
ah… selama ini aku terlalu berharap padanya, salahkah? Dosakah? Aku hanya berharap dalam do’a, tidak lebih! dan ternyata “berharap” lebih menyakitkan dari pada “memutus harapan” itu sendiri. Sungguh, rasa suka selama satu tahun ini padanya, lebih menakutkan dari pada tujuh tahun hati ini terpaut lembayung bayu.
Nb: entah kapa a nulis ni, lupa juga konteksnya apa dan siapa? Kayaknya c, fiksi gitu ..... Yg jelas dmoga ada kebaikan yang bisa diambil Amien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar