Yapz, masalah, pasti kita tidak akan lepas dari apa yang di sebut “masalah”, selama nafas ini masih berhembus, selama aliran darah ini masih mengalir, selama jantung ini masih berdetak. Hidup memang untuk menghadapi masalah, dan setiap masalah yang kita hadapi merupakan suatu kesempatan untuk berbuat yang terbaik. So, gak perlu takut, ansietas (ketakutan akan masa depan) atau ketakutan dalam bentuk apa pun itu, harus terkalahkan dengan ketakutan kita kepada Allah. Jangan pernah takut menghadapi kenyataan hidup, sepahit apa pun itu, coz, Allah bersama hambaNya yang beriman. Sobat, ingat peristiwa hijrah Nabi dari Mekkah ke Madinah? Ketika mengalam pengejaran oleh kaum kafir Quraisy. Saat itu, ketika Nabi Muhammad dan Abu Bakar sedang berada di dalam gua, tiba-tiba Abu Bakar melihat jejak-jejak kaki kaum Quraisy. Maka ia berkata: “Wahai Rasulullah! Seandainya salah satu dari mereka mengangkat kakinya, niscaya ia akan melihat kita” Rasulullah bersabda: “Apa yang ada dalam persangkaanmu dengan dua orang, sesungguhnya Allah-lah yang ke-tiga”
Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an:
“… sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada di dalam gua, diwaktu dia berkata kepada temanya: ” janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita.” (Qs. At-Taubah [9]:40) JANGAN BERSEDIH, ALLAH BERSAMA KITA.
Kembali ke masalah keberanian, Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an, dalam surah Hud ayat 112 “Dan tetaplah engkau (Muhammad)(Dijalan yang benar), sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang bertobat bersamamu, dan janganlah engkau melampaui batas. Sungguh, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan ”. So, How comes? We have such great of bravely? (bener gak nieh englishnya? heheheh). Here the ways:
Memiliki daya tahan yang besar
Berterusterang dalam kebenaran
Kemampuan menyimpan rahasia
Mengakui kesalahan (dan siap untuk dikoreksi oleh orang lain)
Bersikap obyektif terhadap diri sendiri
(Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang tidak bisa melihat kekurangan diri)
Menahan nafsu disaat kita marah